Apabila tiga orang keluar untuk melakukan suatu perjalanan maka
hendaklah mereka mengangkat salah seorang di antara mereka sebagai
pemimpin
(HR: Abi Daud)
Definisi Kepemimpinan
Menurut Kamus Ensiklopedi Wikipedia bahasa Indoensia, Kepemimpinan
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya
Sedangkan menurut Kamus Bahasa Arab Pemimpin ( AL Qaid) artinya yang
menuntun. Sedangkan secara etimologis Pemimpin adalah orang yang berada
di depan sebagai penunjuk kebaikan dan pembimbing ke arah keselamatan
bagi pengikutnya.
Menurut Weirich dan Koontz (1993), kepemimpinan merupakan seni atau
proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka bersedia dengan
kemampuan sendiri dan secara antusias bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi.
Hal yang sama disampaikan oleh Hellriegel dan Slocum (1992) kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi, memotivasi dan mengarahkan orang
lain guna mencapai tujuan.
Sementara itu Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang
membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu.
Dengan begitu kesimpulannya kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi
orang lain agar bergerak dan bekerja mencapai tujuan bersama.
Arti Penting Kepemimpinan
John C Maxwell Penulis 21 Hukum Kepemimpinan mengatakan “Kepemimpinan Adalah Pengaruh, Tidak Lebih Dan Tidak Kurang”
Oleh karena itu, untuk dapat mempengaruhi seorang pemimpin harus
memiliki beberapa kemampuan seperti kemampuan untuk berkomunikasi,
kemampun menjalin hubungan dengan sesama manusia, kemampuan memotivasi
orang lain untuk bekerja, kemampuan untuk memanajemen organisasi,
kemampuan untuk berbicara di depan publik dan yang lebih penting dari
semua itu dia dapat menjadi teladan bagi orang yang dipimpinnya
(integritas). Tanpa keteladanan, jika seorang pemimpin hanya bisa
berbicara tanpa bisa berbuat maka, dia tidak akan dipercaya dan tidak
akan didengarkan oleh orang lain sehingga kepemimpinannya berubah
menjadi tidak efektif. Allah swt pun memurkai orang yang hanya bisa
berbicara tanpa berbuat. “ amat besar kemurkaan disisi Allah, ketika
kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak melakukannya” ( QS Ash shaf : 3)
Dalam sebuah makalah Kepemimpinan dikatakan bahwa Rahasia utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang
pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain.
Kita semua menyadari betapa penting arti kepemimpinan dalam kehidupan
ini. Dalam sebuah organisasi keberadaan pemimpin ibarat ruh dan jiwa,
yang tanpa itu organisasi itu akan mati. Dalam negara, tanpa adanya
kepempinan yang kuat dan efektif maka negara akan mengalami kemunduran
bahkan bisa terjadinya disintegrasi. Begitu juga dalam keluarga, tanpa
adanya kepemimpinan yang efektif dari kepala keluarga yaitu Ayah dan
Ibu, maka keluarganya bisa berantakan.
Namun persoalannya hari ini kita melihat, banyak orang yang tidak
menyadari bahwa setiap dia sebenarnya adalah pemimpin. Minimal pemimpin
bagi dirinya sendiri. Seorang pemimpin harusnya membawa dirinya dan
orang yang dpimpinnnya kepada kebaikan. Tapi banyak pemimpin yang
menyalahgunakan wewenang kepemimpinannya untuk berbuat curang, sombong
dan tidak mau mendengarkan orang lain, membodohi orang yang dipimpinnya
dan memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadinya semata. Mereka
ini bukanlah pemimpin sejati. Mereka hanya orang yang bertopeng
kebaikan, agar kemudian dipercaya sebagai pemimpin, setelah menjadi
pemimpin barulah kelihatan watak dan karakter aslinya yaitu menipu dan
mengambil hak orang lain.
Jika pemimpin seperti ini ada ditengah-tengah kita maka akan terjadi
kehancuran dan kerusakan. Karena Nabi saw pernah bersabda ” Jika suatu
urusan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah kehencuran”.
Seorang pakar kepemimpinan Dunia John C Maxwell pernah mengatakan
betapa kehancuran ataupun kebaikan terjadi karena pengaruh seorang
pemimpin. Dia berkata ” Segala sesuatu didunia ini tumbuh dan hancur
karena kepemimpinan”
Hakikat Kepemimpinan Menurut Islam
Pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin. Allah swt berkata dalam
QS Al Baqarah : 30, bahwa Allah hendak menjadikan manusia sebagai
pemimpin (khalifah) di muka bumi. Pertanyaannya kenapa bukan malaikat,
binatang, syetan atau iblis, yang diciptakan lebih dahulu dibanding
manusia? Jawabannya karena manusialah satu-satunya yang memiliki akal
dan dengan akal itu dia dapat menguasai ilmu pengetahuan sekaligus
mengetahui mana yang benar dan yang salah.
Kenapa diawal ketika Allah swt hendak menjadikan manusia sebagai
pemimpin yang Nabi Adam as, malaikat kemudian bertanya kepada Allah
dalam QS Al Baqarah : 30?. “Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Jika kita cermati jelas sekali
malaikat sudah mengetahui karakter manusia yang orang yang cendrung
untuk berbuat kerusakan dan menumpahkan darah. Ternyata memang betul
hari ini kita lihat banyak pemimpin yang zalim dan korup, sehingga
merusak alam dan mengorbankan orang lain. Namun Allah swt mengatakan
bahwa Dia Yang Maha Berilmu, lebih mengetahui. Ternyata dibalik sikap
jeleknya manusia memiliki potensi yang luar biasa sebagai pemimpin,
kalau dia menggunakan akal sehatnya dengan baik.
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah Hadistnya “ Setiap kamu adalah
pemimpin, dan setiap kamu akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang
dipimpin”. Hadist ini menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah pertanggung
jawaban. Kepemimpinan adalah amanah yang tidak boleh diabaikan. Seorang
pemimpin yang diberi kedudukan, kehormatan dan lebih tinggi setingkat
dibanding orang lain, harus berusaha menjalankan fungsinya dengan penuh
tanggung jawab dan amanah. Allah swt berfirman “ Hai orang-orang yang
beriman janganlah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
mengkhianati amanah yang diberikan kepadamu. Amat besar kemurkaan Allah
pada orang yang mengkhianati amanah yang diberika padanya.
Dalam hadist lain pernah dikatakan bahwa seorang pemimpin itu satu
kakinya berada di surga dan satu kakinya berada di neraka. Nabi saw
pernah mengatakan bahwa 1 dari 7 golongan penghuni surge adalah Imaamun
Adil atau Pemimpin yang adil. Artinya jika seorang pemimpin bersikap
adil maka dia berhak menjadi penghuni surge. Namun sebaliknya jika dia
berkhianat dan tidak adil maka dia berada dalam neraka dan dimurkai oleh
Allah swt.
Dalam islam ada kisah-kisah kepemimpinan yang inspiratif dan menjalan
teladan serta tolok ukur bagi kita dalam menjalankan tugas kita sebagai
pemimpin sangat banyak sekali. Sebagai contoh adalah kisah
khalifah-khalifah di zaman Rasulullah dan para sahabat. Kisah
kepemimpinan Umar Bin Khattab ra adalah salah satu yang terbaik. Karena
dimasa beliau islam mencapai kejayaan, kekuatan dan kekuasaan yang lebih
luas. Hal ini disebabkan kemampuan Umar ra dalam memimpin. Bagaimana
setiap malam ketika orang lain asyik dirumahnya, beliau menyamar dan
berkeliling ke daerdah-daerah yang dipimpinnya untuk melihat langsung
keadaan masyarakatnya.Beliau tidak menginginkan adanya ketidak adilan
dak kemiskinan di rakyatnya. Bahakn beliau sendiri pernah mengatakan
“jika ada seekor unta yang jatuh dan terperosok dalam lubang di
daerahku, maka kelak aku diminta pertanggung jawabannya. Begitu
khawatirnya beliau berkhianat kepada amanah. Suatu ketika beliau
melihat dan mendengar di sebuah gubug beberapa orang anak menangis. Umar
ra tahu gubug itu milik seorang janda. Umar kemudian mengetuk pintu
rumah dan bertanya kenapa anak-anaknya menangis. Ibu Janda itu
mengatakan bahwa anak-anaknya kelaparan, dan dia memasak batu, agar
menenangkan anaknya sambil mengatakan bahwa makanan akan masak sebentar
lagi. Namun karena lama tidak masak akhirnya anak-anaknya tertidur. Si
Ibu janda tidak mengetahui bahwa orang itu adalah Khalifah Umar ra.
Mendengar kisah itu Umar ra pergi meninggalkan ibu itu, dan dia menangis
di perjalanan, karena masih ada orang yang miskin didaerah kekuasaannya
apalagi itu adalah anak yati, sementara anak yatim adalah anak yang
sangat dilindungi dan sering disebut dalam ayat Al qur’an. Umar ra pergi
ke gudang penyimpanan Negara, beliau memanggul sekarung gandum dan
daging. Beliau tidak menyruh pengawalnya melakukan tapi dia sendiri yang
memanggulnya. Kemudian diantarkan ketempat ibu itu. Betapa senangnya
hati si ibu dan mengatakan “ kalau seandainya Khalifah Umar itu seperti
anda maka tidak akan ada rakyat yang menderita”. Mendengar itu Umar ra
terkesiap, tapi beliau tetap tidak mau mengatakan identitasnya. Kemudian
dia berlalu pergi. Hati beliau bertambah sedih mendegar kata ibu tadi.
Semenjak itu hamper tidak ada suatu malampun yang dilewatkan Umar ra
tanpa membantu rakyatnya yang membutuhkan.
Lain kisah Umar ra lain pula kisah inspiratif lainnya dari seorang
Gubernur masih di zaman kepemimpinan Khalifah Umar ra yang bernama said
bin Amir. Cerita ini kami kutip dari kisah yang ditulis Azzaini begini
kisahnya :
Suatu ketika delegasi pemerintah daerah Himsh datang menghadap Khalifah
Umar. Himsh adalah sebuah wilayah di Syam yang masuk dalam pengawasan
kekhalifahan (pemerintahan) Khalifah Umar bin Khaththab. Gubernur Himsh
bernama Said bin Amir al-Jumhi. Khalifah Umar yang terkenal karena
kepeduliannya kepada fakir-miskin meminta delegasi untuk menyerahkan
daftar fakir-miskin di Himsh. “Berikan daftarnya agar aku bisa memenuhi
kebutuhan mereka,” pinta Khalifah Umar.
Mereka kemudian menyerahkan satu buah buku yang berisi nama-nama
penduduk Himsh yang tergolong fakir-miskin. Menariknya, diantara daftar
itu terselip nama gubenrur mereka sendiri; Said bin Amir al-Jumhi. Demi
melihat nama Said, seperti tak yakin Umar bertanya “Ini Said bin Amir
siapa?” Mereka menjawab “Gubernur kami”. Umar bertanya heran, “Gubernur
kalian miskin?!” Mereka menjawab. “Ya, Demi Allah, dapurnya sering tidak
berasap dalam waktu yang lama.”
Mendengar itu Umar menangis tersedu sampai air matanya membasahi
janggutnya. Sambil terisak Umar mengambil seribu dinar (bila
dikonvesikan dengan rupiah, kira-kira saat ini senilai Rp 600 juta),
lalu dimasukkannya ke dalam satu kantong. Umar berkata “Berikan salamku
kepada pemimpin kalian dan katakan, ‘Khalifah Umar mengirimkan uang ini
kepadamu agar kau bisa mempergunakannya untuk memenuhi kebutuhanmu’”.
Air mata Umar masih saja mengalir.
Delegasi pun kembali ke Himsh. Mereka lalu menghadap kepada Said dan
memberikan titipan dari Khalifah Umar lengkap dengan pesannya. Said
melihat isinya, dan ia tersentak. Dijauhkannya kantong itu dari
hadapannya, seraya berkata “Innalillah wa inna ilaihi rajiun!”. Lalu
Said bertanya pada istrinya, “Wahai istriku apakah engkau mau
membantuku?” Istrinya menjawab, “tentu wahai suamiku”. Berdua, mereka
pun membagikan dinar pemberian Khalifah Umar itu kepada rakyatnya
sendiri.
Selang beberapa waktu kemudian, Umar datang untuk melihat kondisi
masyarakat di daerah Syam. Tak lupa Umar singgah di Himsh untuk menengok
sang gubernur. Melihat kondisi Said, Umar pun memberi bantuan seribu
dinar lagi untuk Said. Pemberian Khalifah Umar diadukan kembali oleh
Said kepada istri tercintanya.
Seperti sebelumnya Said mengajak istrinya untuk memberikan uang itu
kepada orang lain, “dinar ini akan kita berikan kepada orang yang datang
kepada kita, jadikan dinar ini sebagai pinjaman yang baik bagi Allah.”
Dinar itu diberikannya kepada siapapun yang datang kepadanya dalam
kantong-kantong dinar. Said juga memerintahkan keluarganya untuk
membagikan semua dinar itu kepada para janda, yatim, dan fakir miskin di
daerah Himsh.
Dari kisah di atas terbukti, sebagai gubernur, Said lebih mengutamakan
kesejahteraan rakyatnya. Gubernur Said rela, bantuan dari Khalifah Umar
untuk dirinya, ia berikan semua kepada rakyatnya. Said pun ikhlas lebih
menderita dari rakyatnya. Dia tak ingin bergelimang harta dan kemewahan
dan rela berada di barisan terdepan dalam menanggung derita. Sebuah
sikap nyata tak terbatas retorika.
Andai Said adalah pemimpin negeri gemah ripah loh jinawi ini, pastilah
15.648.425. keluarga penerima kompensasi BBM akan menggemuruhkan doa.
Doa yang isinya meminta agar pemimpin mereka dikaruniai keberkahan
hidup, keselamatan, dan kebahagian hakiki di dunia dan akhirat.
Bait-bait doa dari para kaum miskin papa itu akan membahana di angkasa
dan pastilah menjadikan penghuni langit berduyun-duyun membantu negeri
yang dipimpin insan bersahaja itu. Ah betapa indahnya semesta ini.
Namun bila hanya ingin dapat bantuan senilai 100 ribu rupiah saja, para
dhuafa harus mengikuti prosedur berbelit, antri di tempat-tempat
pembayaran yang justru akan semakin merontokkan mentalitas mandiri
mereka, entah doa apa yang mereka lantunkan untuk para pemimpin mereka?
Duhai Allah, Yang Maha Memberi dan Mencabut Kekuasaan, “rindu kami membuncah, hadirkanlah kepada kami pemimpin seperti Said.”
Demikianlah sekelumit contoh kisah kepemimpina yang betul-betul dapat
menjadi teladan bagi kita dari shahabat Rasulullah saw. Belum lagi kalau
kita mengkaji tentang kepemimpinan Rasulullah saw, yang diakui sendiri
oleh seorang Sejarawan Inggris bernama Michael Hart, dia menulis buku “
100 orang paling berpengeruh di dunia”. Dia menempatkan Nabi Muhammad
saw sebagai tokoh pertama yang peling berpengaruh, mengalahkan Nabi isa,
Albert Einsten, Archimedes, Napoleon, Marthi Luther King dan
lain-lainnya.
Apakah Pemimpin dilahirkan atau dibentuk?
Sesungguhnya kepemimpinan itu tidak dilahirkan. Kepemimpinan itu lebih
banyak muncul karena suatu proses yang membentuk jati diri dan karakter
seseorang sebagai pemimpin. Pada hakikatnya setiap orang adalah pemimpin
(khalifah). Namun ada orang yang mampu menjalankan tugas
kepemimpinannya dengan baik ada yang tidak mampu, bahkan berkhianat.
Lalu bagaimana cara membentuk kepempinan? Pemimpin dibentuk melalui
proses pendidikan dan latihan menjadi pemimpin. Pemimpin lahir karena si
calon pemimpin mau belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin. Dengan
begini karakter kepemimpinannya akan terbentuk. Karena sesungguhnya
kelebihan seorang pemimpin dari orang yang dipimpinnya adalah dari
karakter dan sikapnya yang lebih baik.
Karakter Pemimpin berdasarkan Al Qur’an
Ada empat karakter dan model kepempinan yang disebutkan dalam Alqur’an, yang dapat menjadi contoh teladan bagi kita yaitu ”
1. Hafiizun Alim (Memelihara dan Berilmu) : Kepemimpinan Model Nabi Yusuf as
2. Basthathan fil Ilmi wal Jism ( Kuat dalam Ilmu dan Fisik) : Kepemimpinan Model Nabi Daud as
3. Qawiyyul Amiin ( Teguh dan Amanah) : Kepemimpinan Model Nabi Ibrahim as.
4. Raufurrahim (Bersikap Lembut dan Penyayang) : Kepemimpinan Model Nabi Muhammad saw.
10 ”K” Karakter Pemimpin Positif
Seorang pemimpin yang positif dan efektif memiliki karakter, yang
mengantarkan dia menjadi seorang pemimpin yang disegani dan diikuti oleh
orang yang dipimpinnya. Karakter inilah yang membuatnya berbeda dari
orang yang dipimpinnya, sehingga dia layak menjadi seorang pemimpin
sejati. Menurut BS Bowo dalam buku SHOOT, berikut ini adalah karakternya
:
1. Karisma ; yaitu karakter kepempinan yang didasarkan pada kualitas
kepribadian, kejujuran, kesungguhan, keikhlasan dan keuletannya sehingga
menumbuhkan karisma dan nilai spiritual dalam dirinya
2. Kepedulian, seorang pemimpin positif memili karakter yang
mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan kepentingan orang yang
dipimpinnnya
3. Komitmen, yaitu karakter pemimpin yang menunjukkan kesediaan untuk
melakukan hal dan nilai yang disepakati bersama, serta kesesuaian
perkataan dan perbuatan
4. Kejelasan, yaitu kemampuan pemimpin untuk memberikan perintah yang mudah dipahami untuk dikerjakan
5. Komunikator, yaitu karakter pemimpin yang pandai memindahkan ide, gagasan, konsep dan keputusannya kepada orang lain
6. Konsisten, kesediaan pemimpin untuk terus menerus memberikan dorongan, support, supervisi dan kerjasama
7. Kreatif, kemampuan pikiran dan konsepnya yang imajinatif, unik,
cerdas dan menarik sehingga membuat orang mau bekerja melaksanakan
gagasannya
8. Kompeten, yaitu kemampuan dan keahlian dalam bidang kerja dan operasional lembaga yang dipimpinnya
9. Keberanian, kalau ingin efektif memimpin seorang pemimpin harus
menunjukkan sikap berani dan percaya diri dalam menjalankan fungsi dan
kebijakannya, termasuk melindungi anggota dan organisasinya
10. Kenekatan, adakalanya seorang pemimpin dituntut untuk menempuh
resiko dalam keadaan yang darurat, sehingga dia menjadi orang pertama
yang melakukan tugas sebelum orang lain mau melakukannya.
Prinsip Dasar Kepemimpinan Menurut Al Qur’an
1. Hikmah, Mengajak manusia dengan penuh Hikmah (Qs An Nahl : 125)
2. Diskusi dengan cara yang baik, jika ada perbedaan berdiskusi dengan cara baik (QS An Nahl : 125)
3. Qudwah, memimpin dengan memberi contoh ( QS Al Ahzab : 21)
4. Pelajaran yang baik, orang akan ikhlas menerima perintah jika dia memahami apa manfaat yang didapatkannya (QS An Nahl : 125)
5. Musyawarah, kalau ada perintah yang akan dikerjakan sebaiknya
melakukan musyawarah dengan orang yang kita pimpin ( QS Ali Imran : 159)
6. Keadilan, menjadi pemimpin dengan sikap adil, yaitu proporsional dan tidak memihak. QS An Nisaa : 58
7. Kebebasan berpikir dan kreativitas (ijtihad). Rasul saw menerima pendapat dan ijtihad para sahabatnya
8. Ikatan hati, kelembutan dan saling mendoakan orang yang dpimpinnya. QS Ali Imran : 159
9. Empati terhadap masalah dan keadaan orang yang dipimpin ( QS Ali Imran : 159
10. Mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi orang lain. Rasul saw
mengutus para sahabatnya untuk berdakwah menggantikan posisinya ke
madinah, habasyah, yaman dan lain-lain.
Gaya Kepemimpinan
Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan
adalah ciri-ciri dan sikap seseorang ketiak dia menjadi pemimpin. Hal
ini penting untuk kita pahami agar kita mengetahui bagaimana gaya
kepemimpin yang efektif dalam menjalankan tugas kita sebagai pemimpin.
Penjelasan dari masing-masing gaya kepempinan tersebut adalah sebagai
berikut (www.emperordeva.wordpress.com) :
1. Gaya Otokratis : Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode
pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan
dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja
yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan
atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa
manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat
serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
2. Gaya Demokratis : Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya
menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah
kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat
bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3. Gaya Partisipatif : Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang
dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak
4. Gaya Kendali bebas : Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap
bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat
pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian
menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
Sedangkan dalam http://www.arismaduta.org
gaya kepemimpinan itu secara garis besar terbagi 2 yaitu gaya directive
behavior (mengarahkan) dan supportive behavior (membantu), yang
kemudian dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : yaitu otokrasi
(directing), pembinaan (coaching), demokrasi (supporting), dan kendali
bebas (delegating).
Pada gaya kepemimpinan otokrasi, pemimpin mengendalikan semua aspek
kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai
dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun
sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua
aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami
masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan
apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
Gaya kepemimpinan pembinaan mirip dengan otokrasi. Pada gaya
kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin
dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun, pada
kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang
sedang dihadapi.
Pada kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar.
Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang
ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut,
anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Gaya kepemimpinan kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang
paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya
menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau
seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara
untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya
sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan sebagai
pemantau saja.
Lalu, gaya kepemimpinan yang mana yang sebaiknya dijalankan? Jawaban
dari pertanyaan ini adalah tergantung pada kondisi anggota itu sendiri.
Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu
saja. Dengan mengetahui kondisi nyata anggota, seorang pemimpin dapat
memilih model kepemimpinan yang tepat. Tidak menutup kemungkinan seorang
pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi atau seksi yang
berbeda.
Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi
rendah tapi komitmennya tinggi. Kepemimpinan pembinaan cocok untuk
anggota yang memiliki kompetensi sedang dan komitmen rendah.
Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi
tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sementara itu, kepemimpinan
kendali bebas cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen
tinggi.
Gaya Kepemimpinan Visioner
Sedangkan menurut Daniel Goleman salah satu gaya kepemimpinan yang
paling positif adalah kepemimpinan visioner. Yaitu kemampuan pemimpin
untuk menggerakkan orang ke arah impian bersama. Kepemimpinan ini
berdampak sangat positif terhadap suasana emosi organisasi. Gaya
kepemimpinan model ini tepat digunakan ketika perubahan membutuhkan visi
baru atau ketika dibutuhkan arah yang jelas.
Pemimpin visioner ini memiliki ciri-ciri mampu memberikan inspirasi dan
memiliki 3 kompetensi kecerdasan emosi yaitu kepercayaan diri,
kesadaran diri dan empathy. Dari semua kompetensi EI (emotional
intelligence) empatilah yang paling penting bagi kepemimpinan visioner.
Kepemimpinan visioner ini memunculkan gaya kepemimpinan
transformasional yaitu gaya kepemimpinan yang berusaha mengadakan
perubahan radikal pada organisasi.
Peran Kepemimpinan Pada Organisasi Masa Depan
Menurut Stephen R Covey (1996) dalam Leader of The Future, ada tiga
peranan seorang pemimpin dalam organisasi masa depan yaitu :
1. Path finding (pencari alur, peretas jalan) : yaitu pemimpin yang
mampu mencari dan menemukan arah baru dan menembus kebuntuan dan batas
yang menghambat jalannya organisasi mereka
2. Aligning (penyelarasan), yaitu pemimpin yang mampu menyelaraskan diri
dan organisasinya sesuai dengan perkembangan dan perubahan keadaan
3. Empowerment (pemberdayaan): pemimpin ini menyadari bahwa asset
terbesar dari sebuah organisasi adalah sumber daya manusianya. Maka
pemimpin empowerment adalah yang mampu memberdayakan potensi anggotanya
dan membuat kemampuan mereka semakin meningkat. Dia tidak hanya fokus
pada diri pribadi atau berjalan sendiri (super man) tapi berusaha
membuat timnya berdaya (super team).
Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi
Daniel Goleman mengatakan dalam Primal Leadership, bahwa seorang
pemimpin harus memiliki kecerdasan emosi, agar sukses dalam memimpin.
Tanpa kecerdasan emosi pemimpin akan dijauhi bawahan dan menyebabkan
kemunduran organisasi.
Seorang pemimpin harus memampu melakukan resonansi, yaitu menyesuaikan
irama dirinya dengan irama organisasinya sehingga terbentuklah
harmonisasi dan keseimbangan.
Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosi mampu membuat suasana bekerja
dengan terbuka dan penuh kegembiraan. Pemimpin ini menyadari bahwa
suasana hati dan emosi orang yang dipimpinnnya mempengaruhi kinerja
organisasinya. Sehingga dia selalu berusaha menjaga suasana hati dan
memberikan suasana yang kondusif dalam bekerja. Bila suasana hati baik
maka kinerja pun akan baik. Emosi negatif seperti stress, kemarahan,
kecemasan dan ketakutan dapat membajak akal sehat dan ketahanan fisik
dari orang yang bekerja. Kepemimpinan yang resonan dan memiliki empathy
akan dapat mengatasi masalah ini. Karena emosi itu menular. Jika
pemimpin mampu menularkan emosi positif, maka bawahannya akan merasakan
emosi tersebut. Contohnya bagaimana seorang pemimpin dapat menyuruh
customer servicenya untuk tersenyum dan ramah kepada konsumen, seperti
si pemimpin tidak pernah/jarang tersenyum kepadanya dan sering marah,
bukannya ramah?
Menurut Goleman, ada empat domain kecerdasan emosi dan 2 kompetensi
yang mesti dimiliki oleh seorang pemimpin agar sukses dalam memimpin. 2
kompetensi itu adalah kompetensi pribadi dan kompetensi sosial.
Kompetensi Pribadi yaitu kemampuan-kemampuan yang menentukan bagaimana
pengelolaan diri sendiri. Kompetesi sosial yaitu kemampuan menentukan
bagaimana kita mengelola hubungan.
Kompetensi Pribadi terdiri dari :
1. Kesadaran diri
• Kesadaran diri/emosi : membaca emosi diri sendiri dan mengenali dampaknya, dan menggunakan insting dalam mengambil keputusan
• Penilaian diri yang akurat ; mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri
• Kepercayaan diri : kepekaan yang sehat mengenai harga diri dan kemampuan diri
2. Pengelolaan diri
• Kendali diri/emosi : mengendalikan emosi dan dorongan yang meledak-ledak
• Transparansi : menunjukkan kejujuran integritas; kelayakan untuk dipercaya
• Kemampuan menyesuaikan diri : kelenturan dalam beradaptasi dengan perubahan situasi atau mengatasi hambatan
• Pencapaian : dorongan untuk memperbaiki kinerja untuk memenuhi
pencapaian standar-standar prestasi yang ditentukan oleh diri sendiri
• Inisiatif : kesiapan untuk bertindak dan menggunakan kesempatan
• Optimisme : melihat sisi positif suatu peristiwa
Kompetensi Sosial terdiri dari :
3. Kesadaran Sosial
• empati : merasakan emosi orang lain, memahami sudut pandang mereka dan berminat aktif pada kekhawatiran mereka
• kesadaran organisasional : membaca apa yang sedang terjadi, keputusan jaringan kerja dan politik di tingkat organisasi
• pelayanan : mengenali dan memenuhi kebutuhan pengikuti, konsumen/klien
4. Pengelolaan Relasi
• Kepemimpinan yang menginspirasi : membimbing dan memotivasi dengan visi yang semangat
• Pengaruh : menguasai berbagai taktik membujuk
• Mengembangkan orang lain : menunjang kemampuan orang lain melalui umpan balik dan bimbingan
• Katalis perubahan : Memprakarasai, mengelola, dan memimpin di arah yang baru
• Pengelolaan konflik : menyelesaikan pertengkaran
• Membangun ikatan : menumbuhkan dan memelihara jaringan relasi
• Kerja kelompok dan kolaborasi : kerjasama dan pembangunan kelompok.
Inilah empat bentuk kecerdasan emosi seorang pemimpin, yang jika dia
melatih dan menggunakan 4 domain utama kecerdasan emosi ini dia akan
dapat menjadi pemimpin yang sukses.
Tantangan Kepemimpinan : Ciri Khas Kepemimpinan Yang di kagumi
Sementara itu pakar kepemimpinan terkenal didunia Kouzes dan Poustner
dalam buku Leaderhsip Challenge mengadakan penelitian pada tahun 1987
dan 1995 pada 400 orang responden dari empat benua Amerika, Eropa, Asia
dan Australia, tentang ciri-ciri pemimpin yang dikagumi oleh responden.
Ternyata dari 20 ciri pemimpin yang diajukan, maka pada tahun 1987
penelitian tahap pertama dan 1995 penelitian tahap kedua, terdapat 4
ciri utama pemimpin yang dikagumi yaitu :
1. Jujur. Ciri pemimpin yang bersifat jujur ini diinginkan hampir 90
persen responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan
prilaku pemimpin yang konsisten antara perkataan dan perbuatan, serta
sesuai dengan nilai-nilai dan etika yang berlaku.
2. Memandang kedepan (Visioner). Sebanyak 75 persen responden
menginginkan pemimpian yang visioner, dimana responden mengharapkan
pemimpin mempunyai arah dan perhatian pada masa depan organisasi, yang
ditunjukkan kepada kemampuan pemimpin untuk membuat perencanaan dan
strategi untuk menghadapi masa depan dan perubahan
3. Memberikan Inspirasi. Pemimpin yang memberikan inspirasi yang
diharapkan adalah pemimpin yang antusias, penuh semangat dan positif
tentang masa depan. Pemimpin ini mampu mengilhamkan wawasan bersama dan
meniupkan nafas kehidupan kedalam impian dan aspirasi peserta, sehingga
pesertanya mau bergerak.
4. Cakap. Kecakapan pemimpin yaitu kemampuan pemimpin untuk menjalankan
tugas-tugas yang dimilikinya. Pemimpin juga dituntut untuk memiliki
kecakapan teknis terhadap pekerjaan yang dilakukan organisasinya, namun
lebih dari itu pemimpin harus mengetahui operasional organisasi sebelum
membuat perubahan dan keputusan yang mempengaruhi kondisi organisasi.
Substansi dan penggabungan dari keempat ciri pemimpin yang disukai
diatas adalah ”kredibilitas”. Kejujuran, kemampuan memandang kedepan,
memberikan isnpirasi dan kecakapan adalah sumber dari kredibilitas yang
dimiliki oleh seorang pemimpin.
Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dari Kouzes dan Poustner
perilaku anggota organisasi yang pemimpinnya memiliki kredibilitas
menjadi lebih positif yaitu :
1. Bangga mengatakan pada orang lain mereka adalah bagian organisasi
2. Memiliki rasa semangat tim yang kuat
3. Memandang nilai-nilai pribadi mereka konsisten dengan nilai-nilai organisasi
4. Merasa berhubungan dan komitmen dengan organisasi
5. Punya rasa kepemilikan dalam organisasi
Sedangkan mereka yang memandang pemimpinnya tidak atau kurang memiliki
kredibilitas akan cendrung memiliki sikap negatif sebagai berikut :
1. Berproduksi kalau hanya diawasi dengan cermat
2. Dimotivasi karena uang
3. Mengatakan hal yang baik tentang organisasi didepan umum, tapi mencelanya secara pribadi
4. Mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan lain, kalau organisasi bermasalah
5. Merasa tidak diberi dukungan dan penghargaan.
Dengan ini kita menyimpulkan betapa sifat dan kepribadian seorang
pemimpin yang merupakan sumber kredibilitas sangat mempengaruhi jalannya
organisasi. Oleh karena itu sebuah organisasi yang ingin maju harus
memiliki pemimpin dengna kredibilitas yang baik. Atau jika kita ingin
menjadi seorang pemimpin yang kredibel maka kita harus melatih, merubah
sikap atau memiliki sifat jujur, visioner, inspiratif dan cakap.
Hukum Kepemimpinan
Menurut John C Maxwell dalam 21 Hukum Kepempinan yang utama, seorang
pemimpin harus memahami bahwa untuk menjadi pemimpin yang sukses dia
harus mematuhi Hukum-hukum kepemimpinan. Itulah pemimpin sejati, yaitu
pemimpin yang diangkat bukan karena posisi manajemen, kekayaan,
pengetahuan atau keberanian untuk menjadi yang didepan. Kepemimpina
sejati adalah kepemimpinan yang muncul dari berapa besar pengaruhnya
terhadap orang lain. Untuk menjadi pemimpin tersebut dengan menjalankan
21 hukum kepemimpinan , yang diringkas sebagai berikut :
1. Hukum Katup. Hukum katup berisi kesimpulan bahwa kemampuan memimpin menetukan tingkat keefektifan seseorang
2. Hukum Pengaruh. Hukum ini mengatakan bahwa Ukuran sejati dari kepemimpinan adalah pengaruh tidak lebih tidak kurang
3. Hukum Proses mengatakan bahwa Kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam sati hari.
4. Hukum Navigasi mengatakan Siapapun dapat mengemudikan kapalnya.
Namun hanya pemimpinlah yang dapat menetukan arahnya. Pemimpinlah yang
menentukan arah organisasi
5. Hukum E.F. hutton mengatakan Jika pemimpin sejati berbicara orang
akan mendengarkan, karena integritas dan konsistensi antara perkataan
dan perbuatannya
6. Hukum Landasan yang mantap. Kepercayaan adalah landasan dari
kepemimpinan. Artinya seorang pemimpin mampu membuat orang percaya
kepadanya, serta mampu memberikan kepercayaan pada orang lain
7. Hukum Kehormatan, yaitu Orang dengan sendirinya mengikuti
pemimpin-pemimpin yang lebih kuat daripada dirinya. Artinya seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan dan kekuatan, itulah yang membuat
orang hormat kepadanya
8. Hukum Intuisi mengatakan bahwa Para pemimpin mengevaluasi segalanya
dengan intuisi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang hebat adalah
pemimpin yang mampu menggunakan tidak sekedar rasio tapi juga intuisinya
untuk mengambil kebijakan, yang biasanya sering benar.
9. Hukum Daya Tarik mengatakan bahwa Siapa diri anda sesungguhnya
menentukan siapa yang akan tertarik kepada anda. Jika pemimpin
menunjukkan kualitas dan kemampuan yang baik, hal ini menarik
orang-orang yang berkualitas baik untuk mengikutinya
10. Hukum Hubungan yang baik. Yaitu Seorang pemimpin akan terlebih
dahulu menyentuh hati baru minta tolong atau menyuruh anggotanya.
11. Hukum Lingkungan Sepergaulan. Potensi seorang pemimpin ditentukan
oleh mereka yang paling dekat dengannya. Artinya dengan siapa pemimpin
itu bergaul paling dekat, akan sangat berpengaruh terhadap kualitas
kepempinannya. Olehk karena itu seorang pemimpin harus membentuk sebuah
tim yang efektif
12. Hukum Pemberdayaan. Hanya pemimpin yang mapanlah yang memberikan
kekuatan kepada orang lain. Artinya seorang pemimpin harus memiliki
kemapanan pikiran, mental dan emosional maka ini akan member kekuatan
pada orang yang dipimpinnnya
13. Hukum Reproduksi. Dibutuhkan seorang pemimpin untuk mengangkat
seorang pemimpin. Seorang pemimpin sejati biasanya selalu memiliki
seorang guru dan pembimbing yang sejati pula, maka dia akan belajar dari
guru dan pembimbingnya tersebut untuk dapat menjadi pemimpin yang baik
14. Hukum Kepercayaan mengatakan bahwa Orang percaya dulu kepada sang
pemimpin, baru visinya. Integritas keperibadian seorang pemimpin
menentukan kepercayaan orang kepada apa yang diinginkan dan diarahkannya
15. Hukum Kemenangan. Para pemimpin sejati selalu berusaha mencari jalan
agar timnya menang. Mereka akan berusaha giat dan sungguh-sungguh tidak
hanya sekedar menjalankan yang ada tapi meraih kemenangan dan
pencapaian puncak prestasi organisasi.
16. Hukum Momentum Besar. Momentum adalah sahabat terbaik seorang
pemimpin. Artinya seorang pemimpin sejati adalah orang yang pandai
memanfaatkan momentum untuk meraih kesuksesan organisasi bahkan lebih
dari itu dia dapat menciptakan momentum untuk membesarkan diri dan
organisasinya.
17. Hukum Prioritas . Para pemimpin memahami bahwa kegiatan belum tentu
berarti prestasi. Artinya pemimpin sejati memahami organisasi tidak
hanya sekedar berkegiatan, tapi harus mengetahui mana kegiatan yang
paling penting dan signifikan untuk dilakukan demi pertumbuhan dan
kemajuan organisasi.
18. Hukum Pengorbanan. Seorang pemimpin harus rela berkorban demi
peningkatan. Artinya seoran pemimpin siap untuk berkorban, pulang paling
akhir, tiba paling cepat, berkorban pikiran waktu dan tenaganya untuk
keberhasilan organisasinya lebih dari rata-rata anggotanya.
19. Hukum Waktu yang tepat. Seoarang pemimpin harus mengetahui bahwa
Kapan harus memimpin adalah sama pentingnya dengan apa yang harus
diperbuat dan harus menuju kemana.
20. Hukum Pertumbuhan yang Eksplosif. Untuk menambah pertumbuhan,
pimpinlah para pengikut untuk melipatgandakan, pimpinlah
pemimpin-pemimpin. Artinya pemimpin mengajak orang yang dipimpinnya
untuk meningkatkan kinerjanya, dan dia mampu memilih, memunculkan dan
memimpin orang-orang yang berkualitas baik dalam timnya untuk
meningkatkan pertumbuhan organisasinya.
21. Hukum Warisan Nilai langgeng seorang pemimpin diukur dari
suksesinya. Artinya seorang pemimpin mampu mengkader dan menghasilkan
pemimpin-pemimpin yang baru yang akan menggantikan dirinya yang tidak
kalah lebih baiknya.
Menjadi Pemimpin Yang Efektif
Menurut mario Teguh untuk menjadi Pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut :
1. Seorang pemimpin adalah seorang penjual harapan, melalui kejelasan visi dan kekuatan misi.
2. Pastikanlah bahwa tindakan kita berorientasi kepada kepentingan bagi kebaikan yang kita pimpin.
3. Bagi seorang pemimpin – menjadi yang dipercaya adalah hadiah yang lebih baik dari apapun.
4. Siapapun akan mencapai kepantasan sebagai seorang pemimpin, bila ia
membiasakan dirinya untuk meninggikan orang lain, tanpa merendahkan
dirinya sendiri.
5. Membuat Orang lain merasa lebih percaya diri dalam kepemimpinan Anda, maka Anda adalah seorang pemimpin yang berwibawa.
6. Semua pemimpin yang berhasil membangun kebesaran organisasinya,
selalu adalah pemimpin yang dekat dengan mereka yang dipimpinnya.
7. Kembangkanlah praktik-praktik kepemimpinan dan proses operasi yang
membangun keceriaan dan keleluasaan untuk mencapai hasil lebih.
8. Menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh utama dalam menerima
cara-cara yang lebih baik, yang diungkapkan oleh orang yang dipimpinnya
9. Pemimpin memulai perbaikan dari dirinya sendiri.
Menjadi Pemimpin Yang “Bintang”
Sedangkan untuk menjadi pemimpin yang cemerlang dan memiliki kualitas
sebagai seorang bintang maka dia harus melakukan hal sebagai berikut :
1. Kualitas seorang bintang ditentukan sinar kecemerlangannya pribadinya
2. Kualitas seorang bintang ditentukan oleh daya tariknya atau keuntungan apa yang diberikannya pada orang lain
3. Kualitas seorang bintang ditentukan oleh dampaknya dan kontribusinya terhadap hasil organisasi. Hasil adalah politik terbaik
4. Kualitas seorang bintang ditentukan oleh hormatnya, yaitu memiliki
kepribadian yang mulia, menghormati orang lain dan memiliki nilai
moralitas yang tinggi
Maka Untuk menjadi seorang pemimpin yang cemerlang dia harus menjadi
yang pertama tiga hal pertama. Dan menjadi yang terakhir untuk dua hal
terakhir yaitu ;
1. Jadilah yang pertama untuk mendukung ide orang lain
2. Jadilah yang pertama untuk membantu
3. Jadilah yang pertama untuk menghasilkan
Kemudian menjadi yang terakhir untuk 2 hal terakhir yaitu :
1. Jadilah yang teakhir untuk meragukan
2. Jadilahh yang terakhir untuk menyerah.
Menjadi Pemimpin Yang berpengaruh
Kemampuan utama seorang pemimpin adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain. Untuk menjadi seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi orang
lain, Dale Carnegie mengatakan dalam Bukunya How to Influence People
adalah dengan memiliki kemampuan teknik-teknik dasar dalam menangani
manusia yaitu :
1. Jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh
2. Berikan penghargaan yang jujur dan tulus
3. Bangkitkan minat pada diri orang lain
Seorang pemimpin yang berpengaruh harus mampu membuat orang lain
menyukai dan sedang berinterkasi dengannya. Berikut ini adalah 6 cara
membuat orang lain menyukai kita :
1. Jadilah sungguh-sungguh berminat terhadap orang lain
2. Tersenyumlah
3. Ingatlah nama seseorang adalah hal paling mengesankan dan paling penting bagi orang itu dalam bahasa apapun
4. Jadilah pendengar yang baik. Dorong orang lain untuk berbicara tentang diri mereka
5. Bicarakan minat-minat orang lain
6. Buat orang lain merasa penting-dan lakukan dengan tulus.
Kemampuan berikutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin yang
berpengaruh adalah kemampuan membuat orang lain mengikuti cara
berpikirnya. Ada beberapa prinsip untuk mewujudkan hal tersebut :
1. Menghindari perdebatan dengan orang lain
2. Perlihatkan respek pada orang lain, jangan berkata “anda salah”!
3. Kalau anda salah, akuilah dengan cepat dan simpatik
4. Mulailah dengan cara yang ramah
5. Usahakan orang mengucapkan ya, ya dengan segera. Dengan cara menyampaikan hal-hal dan kta-kata yang disukainya
6. Biarkan orang lain lebih banyak berbicara
7. Biarkan orang lain merasa bahwa itu adalah idenya
8. Cobalah dengan sungguh-sungguh melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain
9. Berempatilah dengan ide dan hasrat orang lain
10. Imbaulah motif-motif yang lebih mulia. Ungkapkanlah kalimat-kalimat positif yang memuliakan orang lain
11. Dramatisir ide-ide anda. Jadikan ide anda sesuat u yang dramatis dan menyentuh perasaan orang yang anda pimpin
12. Lemparkan tantangan atau timbulkan hasrat berkompetisi untuk
berprestasi lebih baik kepada orang yang anda pimpin, lalu beri
penghargaan pada mereka sesuai prestasi
Seorang pemimpin yang berpengaruh adalah orang yang mampu mengubah orang
yang dipimpinnya menjadi lebih baik baik. Seorang pemimpin menyadari
orang yang dipimpinnya pasti memiliki kelemahan. Kalau dia tidak mampu
merubah mereka, maka perjalanan organisasi bisa terganggu. Oleh karena
itu seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk merubah orang lain.
Berikut ini adalah teknik mengubah orang lain tanpa membuat mereka
tersinggung, marah atau digurui.
1. Kalau anda ingin mengoreksi kesalahannya, mulailah dengan pujian dan penghargaan yang jujur.
2. Beritahu kesalahan orang lain dengan cara tidak langsung
3. Bicarakan kesalahan anda dulu sebelum mengkritik orang lain
4. Ajukan pertanyaan sebagai ganti member perintah langsung
5. Biarkan orang lain menyelamatkan muka
6. Pujilah peningkatan sekecil apapun. Tuluslah dalam penerimaan anda dan murah hati dalam penghargaan anda
7. Beri orang lain reputasi yang baik untuk mereka penuhi
8. Gunakan dorongan, buatlah kesalahan tampak mudah diperbaiki
9. Buat orang lain merasa senang mengerjakan hal yang anda sarankan
Inilah seni dan cara untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif dan
berpengaruh. Semoga kita dapat menjadi pemimpin yang sejati sehingga
dapat meraih kesukesan dunia dan akhirat.